Senin, 16 Juni 2025

Geopolitik Soekarno & Ahimsa Ghandi Untuk Perdamaian Dunia

  • 28 Januari 2025 18:41 391 Dilihat

Ahimsa Ghandi dan Soekarno (Potret : Tangkapan Layar/Pustakawarta.com)

Ragam, Pustakawarta.com - Dunia saat ini masih diwarnai konflik, perang Israel dan Palestina yang sudah puluhan tahun tak kunjung usai, melibatkan banyak negara menjadikan dua kubu kekuatan politik. Hancurnya tatanan sosial, ekonomi yang dialami warga Palestina, kekurangan makanan dan air bersih, terancam kelaparan karena perang terus berlangsung.

Kehidupan warga Israel pun tak bisa tenang, sirine yang terus meraung-raung sebagai tanda reaksi perlawanan Hamas, rudal balistik menghujani wilayah Israel. Genjatan senjata seolah hanya cerita karena nyatanya serangan Israel ke warga Gaza masih ada.

Hegemoni global di bidang politik dan militer yang dilakukan cara kekerasan yang sering melanggar nilai-nilai kemanusiaan. Zaman sudah berkembang dan maju, semua mengutuk penjajahan tapi mengapa perang masih saja terjadi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak selalu beriringan dengan nilai-nilai peradaban. Mengapa negara-negara adidaya yang mempunyai banyak pengaruh di dunia tidak bersama-sama menghentikan perang.

Sebagai bentuk kemajuan peradaban manusia tentu harus bisa mewujudkan kerja sama internasional yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan negara. Mengakui dan menghormati kemerdekaan satu sama lain bebas dari imperialisme dan kolonialisme. Bersama-sama melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian.

Sejarah telah mencatat dunia ini banyak melahirkan tokoh-tokoh yang cerdas tentang ide gagasan perdamaian dunia. Ajaran dan pemikirannya masih bisa kita baca sampai saat ini. Perlu kiranya kita membaca ulang dan membangun kesadaran kolektif terkait relevansi gagasan para tokoh tentang kemerdekaan dan perdamaian.

Pemikiran dan gerakan dua tokoh besar, yaitu Soekarno dan Mahatma Ghandi sampai saat ini masih sangat menarik untuk kembali kita bahas. Keduanya telah memberikan peran dan pelajaran pada dunia tentang kemerdekaan dan perdamaian dunia.

Teori Geopolitik Soekarno dengan spirit pancasila untuk membangun persaudaraan dunia. Sedangkan Ghandi dengan Ahimsa nya telah mencontohkan pengaruh gerakan aksi massa dalam mencapai kemerdekaan bangsa India dengan perjuangan tanpa kekerasan.

Gagasan geopolitik Soekarno berbeda dengan pemikiran geopolitik Barat yang berakar dari teori Lebensraum yang merupakan ideologi geopolitik yang berbasis rasisme, ideologi ini membenarkan Jerman untuk memperluas teritorialnya, menduduki, dan mengeksploitasi tanah negara lain.

Sedangkan “Pemikiran Geopolitik Soekarno secara empirik telah terbukti memberikan landasan pijak dan sebagai alternative of view dalam membangun tata dunia internasional yang mengedepankan kemanusiaan, keadilan, persahabatan antarbangsa bagi perdamaian dunia.”(Hasto Kristiyanto, 2023, hal 1)

Gagasan geopolitik Soekarno bisa dilihat dari ketika menjadi salah satu pendiri Gerakan Non Blok yang berdiri di Beogard Yugoslavia pada 1 September 1961 yang beranggota negara-negara yang bersikap netral dari Blok Barat dan Blok Timur.

Tujuan Gerakan Non Blok ini adalah Memelihara perdamaian dan keamanan internasional, Mengusahakan tercapainya pelucutan senjata secara umum dan menyeluruh di bawah pengawasan internasional efektif, Mengusahakan agar PBB berfungsi secara efektif, Mengusahakan terwujudnya tata ekonomi dunia baru, Mengusahakan kerja sama di segala bidang dalam rangka mewujudkan pembangunan ekonomi dan sosial.

Sebagaimana pesan Bung Karno “Ingat jas merah” adalah pesan jangan sekali-kali melupakan sejarah. Kita perlu membaca dan menghidupkan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung dari pemikiran dan gerakan Bung karno khususnya tentang teori geopolitik yang telah memberikan peran penting kemerdekaan bangsa Indonesia dan perdamaian dunia.

Demokrasi dan hak asasi terus dikampanyekan tapi dari satu sisi invasi masih saja terjadi, tak hentinya bumi ini jadi medan pertempuran dan luapan dominasi kekuasaan, sebagian kita tidak merasakannya tetapi sebagian dari saudara kita yang menjadi korban akan mengatakan perang itu masih ada.

Gagasan Mahatma Ghandi tentang Ahimsa telah berhasil memimpin Bangsa India mengembalikan kemerdekaannya tanpa kekerasan dan penggunaan senjata. “Ahimsa adalah tentang bagaimana melihat dan memperlakukan orang lain sebagai diri sendiri, sehingga tak ada alasan untuk berbuat yang buruk pada orang lain.

Dengan demikian akan menciptakan rasa saling percaya, jujur, rasa hormat, cinta kasih yang berujung terciptanya keharmonisan. Cinta dan welas asih merupakan perwujudan ahimsa yang paling murni dan sempurna.” (Puspo Renan Joyo, 2018, hal 60)

Perjuangan Ghandi yang unik, pemikirannya memberikan kesadaran dan pemahaman kepada masyarakat India. Gerakan Ahimsa Ghandi melahirkan revolusi banyak aksi massa yang menunjukkan kekuatan namun tanpa kekerasan. Ghandi dalam gerakannya tidak hanya memperjuangkan kemerdekaan bangsa India dari Inggris akan tetapi berusaha mengajarkan kesejatian hidup.

Semestinya perjuangan dua tokoh di atas terus menjadi inspirasi dan kesadaran kolektif bagi warga dunia, tidak hanya bagi bangsa-bangsa yang tergabung dalam Non Blok, dan tidak hanya membangkitkan reaksi perlawanan bangsa yang terjajah. Tapi juga menjadi kesadaran bagi negara-negara adidaya yang dianggap maju di bidang teknologi dan persenjataan. Karena semestinya kemajuan teknologi dan pengetahuan itu harus beriringan dengan peradaban.

Peradaban yang tidak hanya diartikan kebudayaan yang tertinggi dalam kehidupan manusia, seperti seni, arsitektur, serta kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, tetapi peradaban yang mempunyai arti sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, atau berakhlak, yang seluruhnya merujuk pada sifat yang tinggi dan mulia.

 

Referensi:

1.     Kristiyanto, Hasto. (2023). Geopolitik Bung Karno Progressive Geopolitical Coexistence. Jakarta: Unhan RI Press.

2.     Artikel Puspo Renan Jaya. Ahimsa : Nalar Gandhi Tentang Perlawanan. 2018.

Bagikan Berita


Untuk Menambahkan Ulasan Berita, Anda Harus Login Terlebih Dahulu